30 Agustus 2008

Hadapi kemiskinan dengan Jihad

Salah satu problem yang dihadapi kaum Muslim saat ini adalah kemiskinan. Karena miskin ekonomi, mayoritas masyarakat hidup dalam kondisi yang memprihatinkan. Kekurangan pangan, sandang, dan papan menyertai kehidupan sehari-harinya. Kemiskinan yang melanda umat tidak hanya karena kebijakan ekonomi yang tidak berpihak kepada rakyat, tetapi juga dipengaruhi oleh persepsi yang kurang tepat dalam memaknai ajaran Islam. Konsep zuhud dan tawakal seringkali dimaknai sebagai sikap menjauhi dunia dan enggan berusaha. Berikut ini hasil perbincangan Yulmedia dari Center for Moderate Muslim (CMM) bersama KH. Dr. Tarmizi Taher, ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) yang juga Ketua Dewan Direktur CMM beberapa waktu lalu:

Indonesia mayoritas penduduknya pemeluk Islam, namun mayoritas juga dalam kemiskinan. Apanya yang salah?
Kemiskinan yang diderita mayoritas Muslim Indonesia merupakan hal yang menyedihkan. Di antara banyak etnis grup di Indonesia bidang perdagangan tidak disukai oleh semua etnis grup. Dalam kaitan ini boleh kita katakan etnis grup tertentu tidak berada dalam bagian kemiskinan itu, mereka berada pada posisi lumayan. Tetapi sebagian besar mereka itu dibenaknya menurut hasil penelitian LIPI, bahwa orang Indonesia itu idenya, cita-citanya sebagian besar adalah menjadi pegawai negeri, sedangkan menjadi wiraswasta atau pebisnis itu tidak banyak. Mereka menekankan jadi pegawai punya uang pensiun.

Sebagai contoh, ada cerita lucu dalam sebuah penemuan bahwa orang Indonesia itu dalam mengarahkan anak-anak atau keluarganya yang telah bekerja pada sebuah perusahaan asing dengan gaji lumayan besar disuruh berhenti dan masuk menjadi pegawai negeri. Alasan orangtua yang tradisional itu sederhana saja, diperusahaan asing itu pensiunnya nggak jelas tetapi dipegawai negeri pensiunnya jelas.

Bagaimana cara mengubahnya persepsi seperti itu?
Semangat menjadi pedagang atau pebisnis itu kita sosialisasikan pada masarakat banyak. Dalam masyarakat Cina itu kalau mereka Imlek itu dalam bersalaman mereka jelas mengharapkan saudara atau sahabatnya itu agar tahun depan lebih kaya. Bagi kita bukan kaya, sebagai orang Islam tujuan hidup kita keridhaan Allah Swt, tapi keridhaan Allah Swt. itu “bahagia di dunia dan bahagian di akhirat” (fiddun-ya hasanah wa fil akhirati hasanah), tangan yang di atas lebih mulia dari tangan yang di bawah. Naik haji itu disuruh dalam agama kita dan bagaimana mau naik haji kalau tidak punya duit. Isyarat dari Nabi kita bahwa “kemiskinan itu mendekatkan orang pada kekufuran” kurang disosialisasikan ketimbang hal-hal yang lain.

Bagaimana kaitan antara zuhud dan tawakal dengan kemiskinan umat?
Di Indonesia gerakan Islam terbagi-bagi ada Muhammadiyah, NU, sementara gerakan menuju masarakat sejahtera berhadapan dengan nilai-nilai yang tidak menuju kesejahteraan umpamanya zuhud. Apakah zuhud itu, zuhud itu sebenarnya kita tidak tergoda oleh dunia yang dihadapan kita. Dunia itu kita gunakan sekedar alat bagi kita untuk menyeberang ke akhirat. Ada hadits Nabi yang berbunyi, “bukan kemiskinan yang aku takutkan pada umatku ini” yang aku takutkan kata Nabi “kalau umatku tergoda, tergila-gila pada dunia, mengejar-ngejar dunia akhirnya dia akan ditelan oleh dunia.” Mestinya hadits ini bisa kita jadikan sebagai pengertian dari zuhud.

Sementara itu, tawakal artinya sangat tinggi dalam Islam. Tawakal itu ibarat burung pada pagi hari keluar dari sarangnya dalam keadaan lapar, pulang kenyang. Artinya kesejahteraan dunia juga penting. Para sahabat itu kan tidak miskin semua bahkan ada yang konglomerat.

Sepanjang yang Kyai telusuri, apa yang jadi penyebabnya?
Ada kesalah pengertian dalam memahami Islam. Mereka menganggap kemiskinan itu sebagai lambang dari kesalehan. Ini yang kita tidak setuju. Dalam Islam kita disuruh membantu orang, memperhatikan anak yatim, membantu gerakan Islam, pelajar dan lain sebagainya itu. Jadi ironi ini bahwa umat Islam penduduk mayoritas tapi dalam kemiskinan juga mayoritas harus diubah. Siapa yang mengubah? Pihak pemerintah. Sedangkan dalam pengalaman kita selama enam puluh satu tahun merdeka pemerintah itu politik ekonominya yang memihak rakyat banyak tidak jelas. Rakyat banyak siapa? Ya umat Islam. Dulu orang menguasai tanah rakyat lalu minta duit di bank, seperti usaha real estate itu mengunakan tanah rakyat yang belum dibayarnya, pinjam duit di bank sekian tahun lamanya sehinnga rakyat itu makin lama makin tersingkir dari daerah-daerah sentra ekonomi dan akhirnya mereka tenggelam dalam kemiskinan.

Tapi sekarang kan ada gerakan ekonomi kerakyatan. Bagaimana dengan gerakan ini?
Timbulnya gerakan-gerakan “ekonomi kerakyatan”, “ekonomi Pancasila” kata Mubiarto, karena para ekonom ini melihat ketimpangan akibat kebijakan ekonomi pemerintah. Rakyat yang banyak ini akhirnya memberikan modal, memberikan usaha hanya kepada kelompok ekonomi tertentu. Menurut para pakar, sebetulnya belum jelas apa sebenarnya ekonomi kerakyatan itu, karena kita berhadapan dengan kelompok kapitalis yang sudah mapan sedangkan ekonomi kerakyatan itu paradigmanya, aksiomanya serta cara mencapainya itu belum jelas.

Bagaimana dengan aturan ekonomi dalam Islam tentang pembangunan ekonomi umat ?
Dalam membangun ekonomi umat itu jelas sekali antaranya baitul mal. Dari segala macam yang ada dalam baitul mal itu pemerintah Islam mengadakan gaji pegawai, mengadakan sumbangan untuk duafa, mengadakan bantuan-bantuan untuk bencana alam. Jadi baitul mal itu barangkali sekarang harus dipermoderen, umpamanya soal beras dipegang oleh bulog tapi begitu kita lihat bila beras petani surplus pemerintah mengimpor, ini menimbulkan pertengkaran.

Nah sekarang bagaimana menghubungkan persoalan kemiskinan ini dengan Jihad?
Jihad yang paling utama itu sekarang adalah “jihad menghadapi kemiskinan serta jihad menghadapi Korupsi” di republik ini. Saya cenderung pada apa yang telah digarap pemerintah pada waktu dulu, yaitu modal untuk pedagang-pedagang kecil. Misalnya diperbankan itu KMPK (Kredit Modal untuk Pedagang Kecil), sayangnya pemerintah tidak bertindak tegas pada orang yang memanipulasi ini. Ada pedagang-pedagang tertentu dia suruh pegawainya yang banyak untuk minta KMPK.

Jadi, menurut saya permainan pasar di Indonesia sudah sangat berbahaya. Ambil gula, ambil beras itu yang memainkan—kata Rizal Ramli—itu jelas dan seharusnya pemerintah sudah bisa menindak mereka. Apa yang dikatakan sekarang era pasar bebas, RRC yang rakyatnya lebih banyak dari kita dia tidak percaya pada mekanisme pasar bebas kecuali pasar bebas yang terkontrol, yang bisa dikontrol oleh pemerintah dengan tegas. Ketegasan regulator jangan disangkutpautkan dengan satu hal, disangkutpautkan dengan demokrasi, HAM itu sebuah ketakutan. PM Cina ini menyiapkan sekian peti mati. Kalau Dia yang korup satu untuk dia katanya. Jadi pemerintah kita baik di daerah maupun di pusat harus tegas terhadap manipulator tersebut.(CMM)

27 Agustus 2008

Kisah Tiga Lelaki berjiwa Malaikat...

Tiga Lelaki Berjiwa Malaikat

PDF

Cetak

E-mail

Rabu, 13 Agustus 2008

Oleh: Habiburrahman El Shirazy

Malam Hari Raya Idul Fithri telah tiba. Kota Damaskus terang benderang oleh cahaya lampu beraneka warna. Takbir bergemuruh terdengar membahana.

Dalam sebuah rumah yang sederhana, seorang wanita berjilbab putih, berkata kepada suaminya, ”Abu Abdillah suamiku, besok hari raya. Anak kita tidak memiliki pakaian baru seperti anak-anak tetangga lainnya. Ini semua disebabkan tindakan borosmu!”

”Aku tidak boros, aku hanya menginfakkan hartaku dalam kebaikan dan demi membantu orang-orang miskin yang membutuhkan. Ini bukan suatu pemborosan, Ummu Abdillah, ”jawab sang suami.

”Baiklah, kumohon sekarang, tulislah surat dan kirim kepada salah seorang sahabatmu yang baik dan ikhlas, agar mereka menyisihkan sebagian hartanya kepada kita. Jika keadaan kita membaik, insya Allah akan kita ganti.”

Abu Abdillah memiliki dua teman karib yang berhati ikhlas. Mereka bernama Hamdi dan Usamah. Mendengar permintaan istrinya itu, dia segera menulis surat. Lalu, dia memberikan surat itu kepada pembantunya agar membawanya ke tempat sahabatnya, Hamdi. Kemudian, pembantunya itu pergi ke tempat hamdi dan menyerahkan surat yang ditulis oleh tuannya.

Hamdi membacanya dengan seksama. Dia segera tahu bahwa sahabatnya yang pemurah sedang dalam kesempitan dan kesusahan karena tidak memiliki apa-apa.

Hamdi berkata kepada utusan Abu Abdillah, ”Aku tahu tuanmu telah menginfakkan semua hartanya dalam kebaikan. Ambillah kantong ini dan katakan kepada tuanmu, hanya inilah harta yang aku miliki pada malam hari raya ini.”

Pembantu Abu Abdillah bergegas kembali kepada tuannya dan menyerahkan kantong pemberian Hamdi itu. Abu Abdillah membuka kantong itu. Ternyata, isinya uang seratus dinar.

Dia berkata kepada istrinya dengan penuh gembira, ”Ummu Abdillah, lihat ini, Allah telah mengantarkan seratus dinar kepada kita.”

Sang istri pun gembira dan berkata pada suaminya, ”Cepatlah pergi ke pasar untuk membelikan pakaian dan sandal baru untuk anak-anak kita. Juga jangan lupa membeli daging dan makanan.”

Pada saat Abu Abdillah bersiap-siap hendak pergi ke pasar, terdengar seseorang mengetuk pintu. Abu Abdillah membuka pintu. Ternyata, yang datang adalah pembantu Usamah, sahabatnya. Pembantu Usamah itu datang dengan membawa surat minta pertolongan kepada Abu Abdillah agar dia berkenan meminjami uang untuk membayar hutang yang telah jatuh tempo. Tanpa berpikir panjang, Abu Abdillah langsung menyerahkan kantong berisi uang seratus dinar yang ada di tangannya, kepada pembantu Usamah. Dia menyerahkan semuanya, tanpa mengambil satu dinarpun.

”Katakan pada Usamah, tuanmu. Segera lunasi hutangnya malam ini juga,” pesan Abu Abdillah pada pembantu itu.

Mengetahui hal itu, terang saja Ummu Abdillah marah kepada Abu Abdillah yang lebih mementingkan sahabatnya daripada anak-anaknya.

”Kau ini tega melihat anak kita bersedih dan kelaparan. Kalau pun kau mau membantu Usamah, mengapa tidak setengah dari uang itu saja? Mengapa kau berikan semuanya?” ucap Ummu Abdillah sewot.

Sang suami menjawab, ”Temanku meminta pertolonganku, bagaimana mungkin aku tidak memberinya? Aku juga tidak tahu apakah uang di dalam kantong itu cukup untuk melunasi hutangnya, atau tidak?”

Ummu Abdillah terdiam dan beristighfar untuk meredam kejengkelannya kepada sang suaminya yang terlalu baik kepada orang lain itu.

Beberapa jam kemudian, terdengar orang mengetuk pintu. Abu Abdillah membuka pintu. Dia kaget bukan kepalang. Ternyata, yang datang adalah sahabatnya, Hamdi. Serta merta dia memeluk dan menyambut dengan hangat, lalu mempersilahkannya masuk.

Setelah duduk, Hamdi berkata, ”Aku datang untuk bertanya kepadamu tentang kantong ini. Apakah ini kantong yang aku kirim kepadamu dan di dalamnya ada seratus dinar?”

Abu Abdillah mengamati kantong itu penuh seksama.

Dengan nada kaget, dia berkata, ”Ya...ya...benar...ini adalah kantong itu. Ceritakanlah kepadaku, Hamdi, bagaimana kantong ini bisa kembali lagi kepadamu?”

Hamdi lalu bercerita, ”Ketika pembantumu datang kepadaku membawa suratmu. Aku berikan kantong itu, dan itu adalah satu-satunya harta yang aku punya. Karena aku tidak punya apa-apa lagi, maka aku langsung minta bantuan pada Usamah. Betapa terkejutnya aku ketika Usamah memberikan kantong berisi seratus dinar, yang tidak lain adalah kantong yang aku kirimkan kepadamu tanpa kurang satu dinar pun. Aku takjub, untuk lebih yakin, aku bertanya padamu, benarkah ini kantong yang aku kirimkan kepadamu? Untuk itu, aku datang ke sini untuk menguak rahasia ini.”

Abu Abdillah tertawa dan berkata, ”usamah lebih mengutamakan kamu daripada dirinya, dan memberikan kantong itu, sebagaimana kamu lebih mengutamakan diriku daripada dirimu sendiri, Hamdi.”

”Dan kamu lebih mengutamakan Usamah atas dirimu dan keluargamu. Apa pendapatmu, Abu Abdillah, jika kita bagi uang ini bertiga?” kata Hamdi sambil tersenyum.

Abu Abdillah menjawab, ”Barakallahu fika, semoga Allah memberkahimu, Hamdi.”

Akhirnya, uang seratus dinar itu dibagi tiga.

Kisah keluhuran budi tiga lelaki ini, didengar oleh Khalifah. Subahanallah, sang Khalifah pun sangat tersentuh ketika mendengarnya. Ternyata, masih ada di antara umat Nabi Muhammad Saw yang berjiwa mulia, laksana malaikat. Khalifah langsung memberi perintah kepada bendahara negara untuk memberi hadiah kepada tiga lelaki berjiwa malaikat itu, masing-masing sebesar sepuluh ribu dinar.

Begitu menerima uang dari Khalifah, Abu Abdillah langsung sujud syukur lalu menemui istrinya dengan muka berseri-seri, ”Ummi Abdillah, sekarang lihatlah, apa pendpatmu, apakah Allah menelantarkan kita?”

Sang istri menjawab dengan mata berkaca-kaca. ”Tidak suamiku. Demi Allah, Dia Maha Pemurah, Dia tidak mungkin menelantarkan kita. Bahkan, Dialah yang melimpahkan rezeki-Nya kepada kita, dengan tiada putusnya.”

”Sekarang kau tahu, istriku...bahwa menginfakkan harta di jalan Allah adalah bisnis yang pasti keuntungannya dan tidak akan rugi selamanya.”

Sumber: Ketika Cinta Berbuah Surga

26 Agustus 2008

Profil singkat SPBU BERKAH Group

>BERKAH Group>

“Sentra Pelayanan Bagi Ummat”

BERKAH Group merupakan sebuah Sentra Pelayanan Bagi Ummat ( SPBU ), layanan publik independen khusus melayani Ummat Islam yang bertugas mengumpulkan dan menyalurkan dana Infaq dan Shodaqoh ( IS ) dari kaum muslimin.
Alhamdulillah.....

Berkat kepercayaan saudara/i muslim, dana Infaq dan Shodaqoh yang dikelola SPBU BERKAH Group insya Alloh akan memberikan manfa’at yang sangat baik bagi Da’wah Islamiyah, serta pihak – pihak yang layak menerima bantuan.

MAKSUD dan TUJUAN

“Memberdayakan mu’min yang kuat untuk memberikan manfa’at kepada mu’min yang lemah dan meringankan sedikit atau banyaknya kesulitan yang di alami kaum muslimin.”

VISI
Membangun wadah sentra pelayanan bagi ummat yang amanah, transparan, profesional, mensejahterakan dan merata.

MISI
Mengumpulkan, mendayagunakan dan mendistribusikan IS.

KEMANA DANA IS ANDA DISALURKAN ?
SPBU BERKAH Group akan menyalurkan dana IS kepada mereka yang layak membutuhkan bantuan, diantaranya: fakir, miskin, janda, yatim, musafir dan mujahid da’wah di jalan Alloh, dsb yang berada di lingkungan terdekat kita. Bantuan yang akan di berikan dalam bentuk uang tunai dan atau barang, sifatnya cuma – cuma atau pinjaman tanpa imbalan margin ( tambahan keuntungan ).

STRUKTUR ORGANISASI:

I. Pimpinan dan Penanggung Jawab: Achmad Dian

II. Sekretaris dan Bendahara: Tri Reza Adrianti, SE

MARI BERAMAL SHOLEH BERSAMA SPBU BERKAH Group:
1. Sebagai Donatur Tetap dengan berinfaq tiap bulan
2. Sebagai Mitra Da’wah
3. Sebagai Relawan jika dibutuhkan

REKENING INFAQ DAN SHODAQOH

• Bank Muamalat No. 916.12254.99 a.n. Achmad Dian cab. BSD
• Bank BCA No. 5350063317 a.n. Tri Reza Adrianti cab. Juanda

• Bank Niaga No. 080-01-43502-11-7 a.n. Achmad Dian cab. JKT CBC Bintaro
INFORMASI
Jl. Dayung IA no. 5 RT. 001 RW. 06 Perumnas Bumi Kelapa Dua Kel. Kelapa Dua Kec. Kelapa Dua – Tangerang 15810

Layanan Telepon Esia: 021-9194 3066, Flexi: 021-2613 4710, Telkomsel / GSM: 0813 8041 1905.


Penawaran menjadi Donatur Infaq rutin Bulanan

Assalaamu’alaikum warohmatullohi wabarokaatuh.

Alhamdulillah wassolaatu wassalaamu ‘ala Rosulillah, wa ba’du.

Kepada yang terhormat kaum muslimin rohimakumulloh..,

Kami dari BERKAH Group sebagai Sentra Pelayanan Bagi Ummat dengan ini menawarkan kepada saudara/i untuk menjadi donatur/ penyumbang tetap Infaq Mal ( harta berbentuk uang ) periode bulanan dengan pilihan jumlah infaq yang dapat saudara/i tentukan sendiri sesuai dengan kemampuan dan kesanggupannya.

Kami menawarkan program Infaq Mal kelipatan 5000, mulai dari 5, 10, 15, 20, 25 ribu, dst...

Adapun infaq tersebut, sementara akan kami salurkan kepada para Dhu’afa ( fakir miskin, yatim piatu, janda, musafir / mujahid di jalan Alloh dan saudara/i kita yang terdesak membutuhkan bantuan ) terdekat yang berada di lingkungan sekitar kita. Bantuan yang akan di berikan adalah dalam bentuk: Uang dan atau Barang, sifatnya cuma – cuma atau Pinjaman tanpa imbalan margin ( keuntungan ). Besar dan kecilnya jumlah bantuan bergantung dari hasil survei dan musyawarah tim SPBU BERKAH Group.

Infaq yang ada di tangan saudara/i akan kami ambil / jemput langsung di tempat melalui petugas yang kami utus, atau saudara/i dapat mentransfer via Bank yang telah kami informasikan dalam lembar profil SPBU BERKAH Group ( terlampir ). Bukti pembayaran / kwitansi akan kami berikan kepada saudara/i donatur sekalian, dan akan kami laporkan posisi keuangan serta distribusinya setiap bulannya melalui surat, sms atau E-mail.

Demikian penawaran singkat dari kami, semoga saudara/i bisa berpartisipasi membantu program – program yang kami gulirkan demi kepentingan Ummat Islam yang kurang beruntung dari sisi penghidupan ekonominya.

Akhiru kalam, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada saudara/i semua karena Alloh.

Wa’afu minkum, wassalaamu’alaikum warohmatullohi wabarokaatuh.

Hormat kami,

Pimpinan & Penanggung Jawab

Achmad Dian

25 Agustus 2008

Memperkenalkan, Sentra Pelayanan Bagi Ummat: >BERKAH Group>

Assalaamu'alaikum warohmatullohi wabarokaatuh...

Alhamdulillah, wassolaatu wassalaamu 'ala Rosulillah. Wa ba'du!

Pesan Nabi saw menjelang wafatnya kepada Ali ra: "Peliharalah Sholat dan peliharalah orang - orang Lemah diantaramu. Ummati... Ummati... Ummati...!" ( Al Hadist )

Menyimak dari kisah di atas, maka kami dari Sentra Pelayanan Bagi Ummat ( SPBU ) BERKAH Group hadir sebagai sebuah wadah layanan publik independen yang memiliki tugas: berDA'WAH dan berKHIDMAT kepada Ummat.

"Pertolongan Alloh ada dalam Jama'ah!, Alloh akan menolong hamba-Nya selama hamba-Nya menolong saudaranya!, Dan tolong - menolonglah kalian dalam kebaikan dan ketaqwaan jangan tolong - menolong dalam keburukan dan dosa!"

”Visi, misi dan aksi kami adalah memberdayakan mu’min yang kuat untuk memberikan manfa’at kepada mu’min yang lemah dan meringankan sedikit atau banyaknya kesulitan yang di alami kaum muslimin.”

Insya Alloh... kita mulai dari diri sendiri, dari hal yang mudah dan dari saat ini juga..!

Kebenaran mutlak milik Alloh, kesalahan dari diri kami yang lemah ini. Mohon ampun kepadamu ya Robb, tolonglah kami atas makar dari musuh - musuh Mu, berkahilah cita - cita dan niat baik kami. Amin!

Akhiru kalam, saya mengajak saudara/i ku karena Alloh untuk berpartisipasi dan bergotong royong untuk memajukan dan memperkuat SPBU BERKAH Group, insya Alloh!

"Barang siapa yang menolong Agama Alloh, maka Alloh akan menolongnya dan meneguhkan langkah -langkahnya atas musuh - musuh-Nya." ( Al Qur’an )

Terima kasih atas perhatian dan bantuannya.

Wa’afu minkum, wassalaamu'alaikum warohmatullohi wabarokaatuh...

Hormat kami,

Pimpinan & Penanggung Jawab

Achmad Dian